Wednesday 27 April 2011

Degil?!!

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum W,B.T

Segala puji bagi Tuhan sekalian alam dan selawat serta salam buat Rasul junjungan.

Kali ini memang istiqamah saya ber-blog teruji.=.=

Sudah lama tidak berkesempatan berkongsi sesuatu.Banyak yang ingin dikongsi sebelum ini, tetapi harapan hanya tinggal harapan.Kekangan yang tidak habis akhirnya membuai saya dan terlupa untuk cuba memberi setelah menerima..

Saya ingin berkongsi kelemahan diri kali ini.Bukan hendak membuka pekung di dada, tetapi mengharapkan orang yang berada di sekeliling saya faham keadaan diri yang lemah ini, menerima saya seadanya..+.+

Saya dilahirkan sebagai anak kedua dalam turutan adik-beradik saya.Kata orang, anak kedua ni lain sikit.Mereka dikurniakan Allah, masing-masing, mempunyai karakter yang berlainan yang menarik atau agak pelik.Dan apa yang paling menarik, ahli beit saya kesemuanya adalah anak kedua.!~.0
Adakah bisa tercetus Perang Dunia ke-3?huhu..Sudah tentu tidak, sebab kami saling memahami antara satu sama lain..

Saya sememangnya berlainan daripada kesemua adik-beradik saya.Mak saya kata,saya ni yang paling degil.huhu.Buat sesuatu x pernah mengalah.(sbnrnya,mak x pernah ckp saya degil pun,sbb x elok seorang ibu mengucapkannya,tp,melalui reaksi yang selalu diberikan,memang saya seorang anak yang dia kena sabar sikit.sori ,mak!!huhu)Tetapi, yang paling menarik, mak paling sayang saya walaupun anak dia ni paling pelik!huhu..

Sifat itu terbawa-bawa sehingga dewasa.Malah,kadang-kadang terbawa-bawa apabila berurusan dengan ikhwah dalam kerja persatuan.Saya cuba mengawalnya, tetapi saya tidak mampu sekiranya perancangan yang diaturkan sekadar tinggal perancangan,tiada tindakan!

Mungkin kadang-kadang harapan yang saya letakkan terlalu tinggi.Saya hanya wanita lemah yang mengharap adanya lelaki yang dapat memandu sesuatu kerja itu, bukan saya yang mengawal segala-galanya.Saya selalu memberi masa untuk ketua saya menyesuaikan diri.Tetapi, sekiranya masa bekerja sudah hampir tamat,adakah perlu sambil lewa itu?Memudahkan sesuatu urusan kerja ,meghapuskan suatu usaha yang sudah lama dibina ...Akhirnya, saya terpaksa degil untuk terus melaksanakannya walaupun seorang diri.Tetapi, kelihatannya saya macam nak kerja seorang diri,bukan bersama ketua...+_+Ya Allah, ujianMu itu betul-betul menguji kesabaran hamba yang lemah...

Ayah saya pernah berkata, saya seorang yang tak suka duduk diam.Ada je kerja yang nak dibuat.Tetapi,kelemahan saya ialah cuba menjadikan sesuatu kerja itu sempurna.Saya mudah tertekan sekiranya kerja itu kurang sempurna dan saya tidak diberi kepercayaan yang sepenuhnya.Namun, setelah diberi pengisian tentang 5 aspek penting dalam hidup yang perlu diseimbangkan,saya akur.Aspek itulah yang saya perolehi melalui SPIES..

Spiritual,Physical,Intelectual,Emotional dan Social.....~.~

Saya bukanlah insan yang hebat, tetapi saya ingin berusaha menjadi orang yang hebat.=.=

Saya ingin hidup untuk memberi sebanyak-banyaknya,bukan menerima sebanyak-banyaknya...
Saya ingin istiqamah dalam melakukan sesuatu..
Saya ingin menjadi orang yang paling takut kepada Allah,yang mendorong saya untuk laksanakan kewajipan..
Saya ingin cari ketenangan dalam mencari keredhaanNya..
Saya ingin menjadi unsung hero(hero yang tak disebut namanya) dalam dunia dakwah..
Saya ingin tetap di jalan dakwah sehingga ke hujung nyawa saya...

Adakah harapan saya terlalu tinggi,sahabat?

Tegurlah saya sekiranya jalan kesalahan yang saya lalui,Nasihatilah saya untuk selalu membuat kebaikan,Ingatkanlah saya akan matlamat hidup di dunia,Maafkanlah kesalahan saya,andai perkataan,perbuatan dan tindakan saya mencalarkan perasaan sahabat-sahabat..=.=

Saya 'degil' untuk melawan hawa nafsu malas,
Saya 'degil' untuk membuang masa untuk sesuatu yang bermanfaat,
Saya 'degil' untuk tetap mati di jalan dakwah ini..........................+_+

Thursday 14 April 2011

Thinking "Out Of The Box"


Many hundreds of years ago in a small Italian town, a merchant had the misfortune of owing a large sum of money to the moneylender. The moneylender, who was old and ugly, fancied the merchant's beautiful daughter so he proposed a bargain. He said he would forgo the merchant's debt if he could marry the daughter. Both the merchant and his daughter were horrified by the proposal.

The moneylender told them that he would put a black pebble and a white pebble into an empty bag. The girl would then have to pick one pebble from the bag. If she picked the black pebble, she would become the moneylender's wife and her father's debt would be forgiven. If she picked the white pebble, she need not marry him and her father's debt would still be forgiven. But if she refused to pick a pebble, her father would be thrown into jail.

They were standing on a pebble-strewn path in the merchant's garden. As they talked, the moneylender bent over to pick up two pebbles. As he picked them up, the sharp-eyed girl noticed that he had picked up two black pebbles and put them into the bag. He then asked the girl to pick her pebble from the bag.

What would you have done if you were the girl? If you had to advise her, what would you have told her? Careful analysis would produce three possibilities:
  1. The girl should refuse to take a pebble.
  2. The girl should show that there were two black pebbles in the bag and expose the moneylender as a cheat.
  3. The girl should pick a black pebble and sacrifice herself in order to save her father from his debt and imprisonment.
The above story is used with the hope that it will make us appreciate the difference between lateral and logical thinking.

The girl put her hand into the moneybag and drew out a pebble. Without looking at it, she fumbled and let it fall onto the pebble-strewn path where it immediately became lost among all the other pebbles.

"Oh, how clumsy of me," she said. "But never mind, if you look into the bag for the one that is left, you will be able to tell which pebble I picked."

Since the remaining pebble is black, it must be assumed that she had picked the white one. And since the moneylender dared not admit his dishonesty, the girl changed what seemed an impossible situation into an advantageous one.

MORAL OF THE STORY: Most complex problems do have a solution, sometimes we have to think about them in a different way.